Workshop Perlombaan Karya Inovasi Pembelajaran Guru Pendidikan Dasar

WORKSHOP

PERLOMBAAN KARYA INOVASI PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN DASAR

 

 

 

KARYA TULIS ILMIAH

 

 

 

 

 

 

DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN DASAR

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TAHUN 2017

 

 

 

DAFTAR ISI

 

 

 

DAFTAR ISI ...........................................................................................

A.    PENGANTAR .............................................................................

B.     KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI .................................

C.     INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI ..........................

D.    RUANG LINGKUP MATERI ....................................................

E.     URAIAN MATERI .....................................................................

1.      Pengertian KTI ......................................................................

2.      Bentuk-bentuk KTI ................................................................

3.      Penyusunan KTI ....................................................................

4.      Penulisan KTI dalam Bentuk Artikel ....................................

F.      DAFTAR PUSTAKA

2

3

3

3

3

4

4

4

6

19

27

 

 

 


 

KARYA TULIS ILMIAH

 

 

A.     PENGANTAR

Pada dasarnya setiap peserta perlombaan karya Inovasi Pembelajaran telah mendapatkan Pedoman Inovasi Pembelajaran Tahun 2017 dan diharapkan telah membacanya. Tetapi pada kenyataannya, masih banyak Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang disusun peserta belum sesuai dengan aturan penulisan KTI. Hal ini diduga disebabkan peserta belum memahami secara spesifik aturan penulisan KTI yang terdapat dalam pedoman.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu kiranya peserta perlombaan karya Inovasi Pembelajaran mendapatkan gambaran gambaran tentang KTI.

B.       KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

Workshop ini berbasis kompetensi dan aktivitas, kompetensi peserta yang diharapkan setelah mengikuti workshop ini adalah:

1.         Memahami pengetahuan tentang Karya Tulis Ilmiah

2.         Menyusun Karya Tulis Ilmiah

 

C.      INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Kompetensi peserta workshop dalam memahami penulisan KTI ditandai dengan beberapa indikator pencapaian kompetensi sebagai berikut.

1.         Menjelaskan pengertian KTI

2.         Membedakan bentuk-bentuk KTI

3.         Menyusun Karya Tulis Ilmiah sesuai dengan langkah dan prosedur penulisan

4.         Menyusun Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk artikel

 

D.      RUANG LINGKUP MATERI

Bagian materi ini dijabarkan menjadi beberapa sub-materi yaitu: (1) pengertian KTI; (2) bentuk-bentuk KTI, yang meliputi Penelitian dan Pengembangan (Research and Development), Best Practices dalam Bentuk Karya Inovatif, Penelitian Eksperimen, dan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research); dan (3) menyusun karya tulis ilmiah sesuai dengan langkah dan prosedur penulisan; serta (4) menyusun karya tulis ilmiah dalam bentuk artikel.

 

E.       URAIAN MATERI

1.         Pengertian KTI

Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan menggunakan tata bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya (keilmiahannya). Karya tulis ilmiah yang dimaksud dalam bahan ajar ini adalah karya tulis dari karya inovatif yang dibuat atau dikembangkan oleh peserta lomba inovasi pembelajaran. Ciri-ciri karya tulis tergolong ilmiah adalah: (1) hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan; (2) kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah; (3) kerangka sajiannya mencerminkan penerapan metode ilmiah; dan (4) tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah. Syarat sebuah tulisan dikatan ilmiah adalah: (1) isi kajiannya berada pada lingkup pengetahuan ilmiah; (2) langkah pengerjaannya dijiwai atau menggunakan metode ilmiah; dan (3) sosok tampilannya sesuai dan memenuhi syarat sebagai suatu sosok keilmuan.

2.         Bentuk-bentuk KTI

Karya tulis ilmiah terdiri dari beberapa bentuk yaitu: (1) karya tulis ilmiah hasil penelitian berupa buku, artikel ilmiah atau laporan penelitian tindakan kelas; (2) karya tulis ilmiah hasil gagasan ilmiah berupa buku atau artikel ilmiah; (3) karya tulis ilmiah hasil terjemahan/ saduran berupa buku terjemahan atau artikel hasil; dan (4) karya tulis ilmiah prasaran/ ulasan ilmiah pada forum ilmiah berupa naskah/makalah prasaran pada forum ilmiah. Bentuk-bentuk KTI karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.

a.         Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)

Penelitian dan Pengembangan adalah sebuah proses penelitian yang memfokuskan pada validasi produk-produk pendidikan. Tujuan penelitian dan pengembangan adalah untuk menjawab kesenjangan antara temuan-temuan hasil penelitian dengan praktik, serta untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall (1983: 772) adalah sebagai berikut.

1)        Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collecting)

2)        Perencanaan (planning)

3)        Pengembangan produk pendahuluan (develop preliminary form of product)

4)        Uji coba pendahuluan (preliminary field testing )

5)        Perbaikan produk utama (main product revision)

6)        Uji coba utama (main field testing)

7)        Perbaikan produk operasional (operationale product revision )

8)        Uji coba operasional (operational field testing)

9)        Perbaikan produk akhir (final product revision)

10)    Desiminasi dan pendistribusian (Dissemination and distribution).

b.        Best Practices dalam Bentuk Karya Inovatif

Karya hasil pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang bermanfaat bagi pendidikan dan/atau masyarakat. Janis-jenis karya inovatif berikut ini.

1)        Menemukan teknologi tepat guna;

2)        Menemukan/menciptakan karya seni;

3)        Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga dan alat praktikum;

4)        Mengikuti pengembangan/penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya.

c.         Penelitian Eksperimen

Adalah penelitian untuk menemukan hubungan sebab-akibat/kausalitas; pemberian treatmen guna memperoleh hasil yang dinginkan; "Desain Penelitian Eskperimen merupakan salah satu prosedur penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui  dampak treatment terhadap outcome, pada  subjek penelitian (Creswell, 2002)"

d.        Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)

Penelitian Tindakan Kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Sanjaya, 2010:25), PTK adalah gerakan diri sepenuhnya yang dilakukan oleh peserta didik untuk meningkatkan pemahaman.

3.         Penyusunan KTI

Ada banyak model dalam menyuguhkan karya tulis ilmiah, salah satu contoh penulisan naskah karya tulis ilmiah dapat menggunakan sistematika berikut ini.

 

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR/FOTO

DAFTAR LAMPIRAN

 

BAB I PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang

B.         Rumusan Masalah

C.         Tujuan

D.         Manfaat

 

BAB II LANDASAN TEORI

A.         Konsep/Teori yang Melandasi Karya Inovasi Pembelajaran:

B.         Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran

 

BAB III  KARYA INOVASI PEMBELAJARAN

A.         Ide Dasar

B.         Proses Penemuan/pembaharuan

C.         Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran

D.         Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran

E.          Analisis Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran

F.          Desiminasi

 

BAB IV PENUTUP

A.         Kesimpulan

B.          Saran

 

DAFTAR PUSTAKA

 

LAMPIRAN

 

Komponen-komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a.        Komponen Judul

Judul harus memuat nama karya inovatif yang dikembangkan dan masalahnya, ditulis dalam huruf kapital, singkat (maksimum 20 kata), jelas, padat, dan informatif serta ditulis dalam kalimat pernyataan.

Contoh: "Pengembangan Media Animasi Tematik Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Hidup Rukun Dalam Pembelajaran Di Kelas Iv Sdn Maju Bersama"

  Judul di atas terdiri dari:

1)        Nama karya inovatif: Media Animasi Tematik

2)        Masalah: Pemahaman Siswa tentang Hidup Rukun

3)        Jumlah Kata: 19 kata

 

b.        Komponen Pendahuluan

Bab Pendahuluan terdiri dari: (1) Latar Belakang; (2) Rumusan Masalah; (3) Tujuan; dan (4) Manfaat.

1)        Latar Belakang

Latar belakang disusun secara sistematis dengan memaparkan kondisi ideal berdasarkan teori atau kebijakan, kondisi saat ini, gap antara kondisi ideal dengan kondisi saat ini, masalah yang terjadi dan penyebabnya, karya inovatif untuk memecahkan masalah, urgensi karya inovatif yang dikembangkan, dan penegasan tujuan inovasi pembelajaran. Latar belakang yang disusun harus memiliki kejelasan alur pikir antara pemilihan judul dengan tujuan inovasi pembelajaran yang diajukan serta urgensi pencapaian tujuan pendidikan nasional.

 

Contoh:

Alinea 1 (Kondisi Ideal):

Menurut Effendi (2010, hlm. 12) pembelajaran di SD idealnya dilakukan secara tematik dan terpadu sesuai dengan karakteristik peserta didik SD yaitu berpikir konkret dan holistik….

Alinea 2 (Kondisi Saat Ini dan Masalah):

Pembelajaran yang dilakukan khususnya di SD Maju Bersama belum memperhatikan karakteristik peserta didik SD, pembelajaran didominasi dengan ceramah oleh guru tanpa melibatkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar. Hal ini berakibat pada rendahnya pemahaman peserta didik tentang materi yang sedang dipelajari.....

Alinea 3 (Karya Inovatif):

Pembelajaran tentang pengetahuan konseptual yang bersifat abstrak misalnya Hidup Rukun diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat menjembatani tahap berpikir peserta didik SD dan sesuai dengan karakteristik peserta didik SD. Media pembelajaran yang dimaksud adalah media pembelajaran tematik berbentuk animasi.....

Alinea 4 (Urgensi Karya Inovatif):

Media pembelajaran animasi tematik ini dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik materi dan kompetensi dasar. Melalui media animasi tematik ini, siswa difasilitasi untuk menangkap ide atau gagasan tentang materi yang abstrak misalnya tentang Hidup Rukun sehingga mereka dapat menjelaskan makna hidup rukun dan manfaatnya........

 

2)        Rumusan Masalah

Rumusan masalah disusun sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan pembelajaran yang menyebabkan pencapaian tujuan pembelajaran tidak optimum. Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas, tidak memiliki makna ganda, dan dapat dituangkan kedalam kalimat tanya. Rumusan masalah hendaknya menunjukkan hubungan antara dua atau lebih variabel (masalah dan karya inovatifnya) dan dapat diuji secara empirik.

Contoh: "Apakah media animasi tematik dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Maju Bersama tentang Hidup Rukun?"

3)        Tujuan

Tujuan dituliskan menyesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Tujuan berisi poin-poin sasaran yang akan dicapai dari inovasi pembelajaran yang diajukan sehingga urgensi pencapaian tujuan pendidikan  nasional diperkirakan dapat dicapai.

Contoh: "Tujuan dikembangkannya karya inovatif berbentuk media animasi tematik ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Maju Bersama tentang Konsep Hidup Rukun"

4)        Manfaat

Manfaat dituliskan dalam bentuk poin-poin yang mungkin diperoleh secara praktis dari implementasi inovasi pembelajaran yang dihasilkan diantaranya manfaat bagi siswa.

Contoh: "Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep dalam pembelajaran khususnya konsep Hidup Rukun"

c.         Komponen Landasan Teori

Landasan teori dapat berupa konsep-konsep umum, prinsip-prinsip umum, unsur-unsur yang menjelaskan karya inovatif yang dikembangkan. Landasan teori merupakan teori yang melandasi penyusunan karya inovasi pembelajaran yang mendukung bahwa karya tersebut dapat digunakan untuk mengatasi atau memecahkan masalah yang dihadapi pada pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimum. Dengan demikian, Landasan teori terdiri dari: (1) Konsep/ Teori yang Melandasi Karya Inovasi Pembelajaran,dan (2) Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran. Rancangan karya inovasi pembelajaran berisi alternatif bentuk karya inovasi pembelajaran yang mungkin diperoleh dari implementasi teori yang menjadi landasan inovasi pembelajaran.

Dalam menuliskan landasan teori, penulis harus menuliskan hasil pemaknaannya pada teori yang dirujuknya. Pemaknaan dapat dilakukan dengan cara mengkritisi, menuliskan kontradiksi, atau menuliskan parafrase dari teori yang dirujuknya.

Contoh:

1)        Media Animasi Tematik

Menurut Ahlan (2012, hlm. 34) media merupakan ......................

2)        ancangan Karya Inovasi Pembelajaran

Berdasarkan landasan teori di atas, penulis telah mengembangkan karya inovatif berbentuk media animasi tematik dengan rancangan sebagai berikut ....

d.        Komponen Karya Inovasi Pembelajaran

1)        Ide Dasar

Ide dasar berisi tentang konsep dasar (teori) yang digunakan atau dirujuk dalam mengembangkan karya inovasi pembelajaran yang diajukan, jenis inovasi pembelajaran yang dirancang, desain/ rancang bangun, dan definisi operasional dari karya inovasi pembelajaran yang dikembangkan. Definisi operasional merupakan definisi kerja dari karya inovatif yang dikembangkan yang memiliki karakteristik pembeda dengan definisi yang lain, dapat diukur dengan instrumen pengungkap datanya, dan terdapat indikator yang mampu dioperasionalkan.

Contoh:

"Menurut Toto (2013, hlm. 45) media animasi merupakan ............. Sedangkan Dadang (2016, hlm. 32) menyatakan bahwa pembelajaran di SD idealnya dilakukan secara tematik. Berdasarkan pendapat di atas, penulis telah mengembangkan karya inovatif berbentuk media animasi tematik dengan desain sebagai berikut ............. Adapun yang dimaksud dengan media animasi tematik adalah ............. dengan karakteristik sebagai berikut ..............

2)        Proses Penemuan/ Pembaharuan

Bagian ini terdiri dari penjelasan pendekatan kerja yang digunakan meliputi kajian teori pendekatan kerjanya, analisis kebutuhan, deskripsi prototipe produk/ karya, simulasi penggunaan/ penerapan, revisi dan deskripsi model produk revisi, pengujian model, revisi dan deskripsi produk akhir (kalau dilakukan pengujian).

Contoh:

Karya inovatif berbentuk media animasi tematik ini dikembangkan melalui peneltian dengan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Karnoto (2015, hlm. 56) desain penelitian R & D terdiri dari tahapan sebagai berikut: .......... Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara ........... Hasil analisis kebutuhan menjadi dasar dikembangkannya prototipe karya berbentuk media animasi tematik sebagai berikut .............

Prototipe media animasi tematik diuji secara terbatas melalui simulasi penggunaannya terhadap siswa model yaitu guru-guru SDN Maju Bersama. Simulasi dilakukan dengan cara .......... Berikut hasil uji coba prototipe media animasi tematik bersama guru-guru SDN Maju Bersama .......... Berdasarkan temuan ketika dilakukan uji terbatas, prototipe media animasi tematik direvisi menjadi model media animasi tematik sebagai berikut .......... dll."

3)        Aplikasi Praktis dalam Pembelajaran

Bagian ini memaparkan tentang kebermanfaatan karya inovasi pembelajaran yang dibuat dan langkah-langkah atau prosedur penggunaan/ penerapannya.

Contoh:

"Media animasi tematik dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang dipelajari dalam pembelajaran tematik khususnya tentang Hidup Rukun jika digunakan sesuai dengan langkah-langkah atau prosedur penggunaannya. Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan media animasi tematik agar pembelajaran efektif. ...........".

4)        Data Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran

Bagian ini memaparkan tentang teknik pengumpulan data proses dan hasil penggunaan karya inovasi dalam pembelajaran beserta deskripsi data proses dan hasil penggunaan karya inovasi pembelajaran.

Contoh:

"Media animasi tematik ini digunakan dalam pembelajaran di kelas IV SDN Maju Bersama tentang tema Hidup Rukun dalam Perbedaan. Data proses berupa penggunaan media animasi tematik dalam pembelajaran yang dikumpulkan dengan teknik observasi menggunakan lembar observasi penggunaan media animasi tematik. Berikut merupakan data-data proses terkait penggunaan media animasi tematik ............  Sedangkan data hasil berupa pemahaman konsep siswa tentang hidup rukun yang dikumpulkan dengan teknik tes menggunakan lembar evaluasi tentang Hidup Rukun dalam Perbedaan. Berikut merupakan data-data hasil belajar siswa tentang pemahaman konsep setelah digunakan media animasi tematik dalam pembelajaran. ..............."

5)        Analisis Hasil Aplikasi Praktis Inovasi Pembelajaran

Bagian ini mendeskripsikan hasil pengolahan data dan pemaknaannya berdasarkan analisis data secara kuantitatif dan/ atau kualitatif (bergantung jenis datanya).

Contoh:

" Analisis data berupa proses penggunaan media animasi tematik yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif model Miles dan Hubberman yang terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) mereduksi data; (2) mendisplay data; dan (3) memverifikasi data. Tahapan pada analisis data kualitatif model Miles dan Hubberman secara rinci dijelaskan sebagai berikut: ........... Analisis data berupa pemahaman konsep siswa tentang hidup rukun dalam perbedaan yang digunakan adalah analisis data secara kuantitaif dengan menghitung rerata kemampuan pemahaman konsep siswa dan menghitung prosentase siswa di atas/ di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan rumus sebagai berikut............ Tingginya kemampuan pemahaman konsep siswa diduga disebabkan oleh media animasi tematik dalam pembelajaran yang telah digunakan secara efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Toto (2016, hlm. 52) yang menyatakan bahwa ............."

6)        Diseminasi

Bagian ini memaparkan tentang teknik diseminasi yang telah atau akan dilakukan untuk menyosialisasikan hasil karya inovasi pembelajaran pada rekan-rekan guru lain dalam lingkup sekolah, gugus/ MGMP, atau lingkup yang lebih besar.

Contoh:

"Media animasi tematik ini telah didiseminasikan melalui artikel ilmiah yang dimuat dalam Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar. Selain itu, diseminasi juga dilakukan melalui seminar di gugus 1 Kota Bandung yang diikuti oleh guru-guru dan pengawas di gugus 1 Kota Bandung.........dll."

e.         Komponen Penutup

1)        Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban yang diperoleh secara empirik dari rumusan masalah berbentuk poin-poin capaian yang diperoleh dari karya inovasi pembelajaran. Poin-poin pada kesimpulan dituliskan sesuai dengan banyaknya rumusan masalah yang telah dirumuskan. Kesimpulan dituliskan berdasarkan data dan pembahasan di Bab IV.

Contoh:

" Media animasi tematik dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas IV SDN Maju Bersama tentang konsep Hidup Rukun dalam Perbedaan. Rerata kemampuan pemahaman konsep siswa setelah digunakan media animasi tematik dalam pembelajaran adalah ......., dll."

2)        Saran

Saran dituliskan dalam bentuk spesifik sesuai dengan data atau temuan pada Bab IV berbentuk poin-poin/ catatan praksis yang perlu dilakukan di masa datang yang diperkirakan dapat menyempurnakan karya inovasi pembelajaran yang dikembangkan.

Contoh:

"Dalam menggunakan media animasi tematik ini, guru sebaiknya .........."

f.         Daftar Pustaka

Daftar pustaka dituliskan secara konsisten mengacu pada salah satu gaya penulisan misalnya APA atau MLA, dan lain-lain. Semua sumber yang dirujuk di dalam naskah harus dicantumkan di dalam Daftar Pustaka. Sumber pustaka disarankan  diterbitkan 5 tahun terakhir. Istilah daftar pustaka atau referensi digunakan dalam bahan ajar ini sesungguhnya untuk menekankan bahwa sumber-sumber yang dikutip pada bagian tubuh (isi) teks dipastikan ditulis pada daftar rujukan atau referensi, begitu pula sebaliknya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendorong dan meminimalisasi potensi praktik plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah. Beberapa catatan umum yang perlu diperhatikan dalam penulisan daftar rujukan dengan menggunakan sistem APA antara lain sebagai berikut.

1)        Memasukkan nama keluarga semua penulis dan inisialnya sampai dengan tujuh penulis. Apabila lebih dari tujuh, maka yang ditulis adalah sampai penulis yang keenam kemudian diberi tanda titik tiga kali lalu dituliskan nama penulis terakhirnya sebelum tahun penulisan.

2)        Jika ada nama keluarga dengan inisial penulis yang mirip, maka nama lengkap inisialnya ditulis dalam kurung sebelum tahun penulisan.

3)        Untuk penulis berupa kelompok atau institusi, nama institusinya ditulis dengan jelas.

4)        Untuk rujukan pada buku yang disunting, masukkan nama penyunting di posisi penulis, dan berikan tulisan (Penyunting).

5)        Keterangan tahun penerbitan ditulis di dalam kurung dengan didahului dan diakhiri tanda titik. Untuk jenis rujukan berupa majalah, newsletter, tuliskan tahun jelas dan tanggal lengkap publikasinya, yang dipisahkan oleh koma dan diikuti nomor dalam tanda kurung.

6)        Apabila tidak ada keterangan waktu penulisan, tuliskan t.t. di dalam kurung.

7)        Terkait judul buku, artikel atau bab, huruf kapital hanya dipergunakan untuk kata pertama pada judul dan subjudul bila ada, dan kata yang masuk kategori proper noun.

8)        Untuk judul jurnal, newsletter, dan majalah, judul ditulis dengan kombinasi huruf kapital dan huruf kecil. Sementara nama sumbernya dicetak miring.

9)        Identitas kota penerbitan ditulis dengan jelas diikuti dengan nama penerbitnya.

 

Beberapa contoh teknis penulisan daftar rujukan atau referensi dengan sistem APA dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

1)        Buku

Penulisan daftar rujukan yang berupa buku dalam sistem APA mengikuti urutan seperti berikut, yakni:

a)         nama belakang penulis;

b)        nama depan (inisialnya saja);

c)         tahun penerbitan (dalam kurung, diawali dan diakhiri titik);

d)        judul buku dicetak miring (huruf pertama dari kata pertama, nama tempat, atau nama orang dari judul sumber ditulis dengan huruf kapital), diakhiri dengan titik;

e)         edisi (kalau ada), kota tempat penerbitan, diikuti oleh titik dua dan penerbit.

Contoh-contoh spesifik penulisan daftar rujukan buku dengan beberapa variasi dapat dilihat pada bagian di bawah ini.

a)      Buku ditulis oleh satu orang:

Poole, M.E. (1976). Social class and language utilization at the tertiary level. Brisbane: University of Queensland.

b)      Buku ditulis oleh dua orang atau tiga orang:

Burden, P.R. & Byrd, D.M. (2010). Methods for effective teaching. Boston: Pearson.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2011). Models of teaching. Boston: Pearson.

c)      Buku ditulis oleh lebih dari tiga orang:

Emerson, L. dkk. (2007). Writing guidelines for education students. Melbourne: Thomson.

d)     Sumber yang ditulis oleh satu orang dalam buku yang berbeda:

Halliday, M. A. K. (1985a). Spoken and written language. Geelong: Deakin University Press.

Halliday, M. A. K, (1985b). An introduction to functional grammar. London: Edward Arnold.

Halliday, M. A. K. (1985c). Part A. Language, context, and text: Aspects of language in a social semiotic perspective. Melbourne: Deakin University Press.

e)      Penulis sebagai penyunting:

Philip, H.W.S. & Simpson, G.L. (Penyunting). (1976). Australia in the world of education today and tomorrow. Canberra: Australian National Commission.

f)       Sumber merupakan bab dari buku:

Coffin, C. (1997). Constructing and giving value to the past: An investigation into secondary school history. Dalam F. Christie & J.R. Martin (Penyunting), Genre and institutions: social processes in the workplace and school (hlm. 196 -231). New York: Continuum.

2)        Artikel jurnal

Penulisan artikel jurnal dalam daftar rujukan mengikuti urutan sebagai berikut:

a)         nama belakang penulis;

b)        nama depan penulis (inisialnya saja);

c)         tahun penerbitan (dalam tanda kurung diawali dan diikuti tanda titik)

d)        judul artikel (ditulis tidak dicetak miring dan huruf pertama dari kata pertama, atau nama tempat, atau nama orang dalam judul ditulis dengan huruf kapital);

e)         judul jurnal (dicetak miring dan setiap huruf pertama dari setiap kata dalam nama jurnal ditulis dengan huruf kapital kecuali kata tugas) diikuti dengan koma;

f)         nomor volume dengan angka Arab;

g)        nomor penerbitan ditulis dengan angka Arab di antara tanda kurung;

h)        nomor halaman mulai dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor terakhir.

Contoh: Setiawati, L. (2012). A descriptive study on the teacher talk at an EYL classroom. Conaplin Journal: Indonesian Journal of Applied Linguistics, 1 (2), hlm. 176─178.

3)        Selain buku dan artikel jurnal

Beberapa contoh penulisan daftar rujukan dengan sumber tulisan selain buku dan artikel jurnal disampaikan di bawah ini.

a)         Skripsi, tesis, atau disertasi:

Rakhman, A. (2008). Teacher and students' code switching in English as a foreign language (EFL) classroom. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

b)        Publikasi departemen atau lembaga pemerintah:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk pelaksanaan beasiswa dan dana bantuan operasional. Jakarta: Depdikbud.

c)         Dokumen atau laporan:

Panitia Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan penilaian proyek pengembangan pendidikan guru. Jakarta: Depdikbud.

d)        Makalah dalam prosiding konferensi atau seminar:

Sudaryat, Y. (2013). Menguak nilai filsafat pendidikan Sunda dalam ungkapan tradisional sebagai upaya pemertahanan bahasa daerah. Dalam M. Fasya & M. Zifana (Penyunting), Prosiding Seminar Tahunan Linguistik Universitas Pendidikan Indonesia (hlm. 432-435). Bandung: UPI Press.

e)         Artikel Surat kabar:

Sujatmiko, I. G. (2013, 23 Agustus). Reformasi, kekuasaan, dan korupsi. Kompas, hlm. 6.

f)         Sumber dari internet

(1)     Karya perorangan:

Thomson, A. (1998). The adult and the curriculum. [Online]. Diakses dari http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/1998/thompson.htm.

(2)     Pesan dalam forum online atau grup diskusi online:

Pradipa, E. A. (2010, 8 Juni). Memaknai hasil gambar anak usia dini [Forum online]. Diakses dari http://www.paud.int/gambar/ komentar/Weblog/806.

(3)     Posel dalam mailing list:

Riesky (2013, 25 Mei). Penelitian kualitatif dalam pengajaran bahasa [Posel mailing list]. Diakses dari http://bsing.groups.yahoo.com/ group/ResearchMethods/message/581

 

Ada beberapa catatan penting yang harus dicermati dari penulisan daftar rujukan atau referensi di atas.

1)        Contoh-contoh di atas merupakan pola rujukan dari beberapa jenis dokumen yang sering dipergunakan dalam karya ilmiah. Tidak semua dicontohkan pada pedoman ini. Untuk jenis-jenis sumber rujukan khusus lainnya, silakan mengacu pada buku Publication manual of the American Psychological Association (2010) edisi keenam.

2)        Beberapa contoh di atas tidak merupakan sumber yang benar-benar nyata dan dapat diakses. Penulisan sumber-sumber tersebut hanya untuk keperluan pemberian contoh semata.

3)        Bagi penulisan karya ilmiah yang menggunakan bahasa Inggris, silakan ikuti sistem APA sesuai aslinya dalam bahasa Inggris.

 

4.         Penulisan KTI dalam Bentuk Artikel

Hasil-hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk kemudian diterbitkan dalam jurnal-jurnal memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan yang ditulis dalam bentuk laporan teknis resmi. Laporan teknis resmi memang dituntut untuk berisi hal-hal yang menyeluruh dan lengkap sehingga naskahnya cenderung tebal dan direproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas, dan akibatnya hanya kalangan yang sangat terbatas saja yang dapat membacanya. Sebaliknya, hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel biasanya dituntut untuk berisi hal-hal yang penting-penting saja. Oleh karena itu, setiap kali terbit, suatu jurnal memuat beberapa artikel sehingga ruang yang tersedia untuk suatu artikel terbatas. Jurnal yang diterbitkan oleh suatu fakultas akan dibaca sedikitnya oleh para dosen (dan karyawan) serta mahasiswa difakultas tersebut sehingga hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel dijurnal akan memiliki pembaca yang jauh lebih banyak dari pada laporan penelitian teknis resmi. Singkatnya, hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel dalam jurnal akan memberikan dampak akademis yang lebih cepat dan luas dari pada laporan teknis resmi.

 

a.        Ciri Pokok

Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknis dalam tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur penulisan. Ciri pokok pertama yang membedakan artikel hasil penelitian dengan laporan penelitian teknis resmi adalah bahan yang ditulis. Artikel hasil penelitian untuk jurnal hanya berisi hal-hal yang sangat penting saja. Bagian yang dianggap paling penting untuk disajikan dalam artikel hasil penelitian adalah temuan penelitian, pembahasan hasil/temuan, dan kesimpulannya. Hal-hal selain ketiga hal tersebut cukup disajikan dalam bentuknya artikel hasil peneliti yang serba singkat dan seperlunya. Kajian pustaka lazim disajikan untuk mengawali artikel dan sekaligus merupakan suatu pembahasan tentang rasional pentingnya masalah yang diteliti.  Bagian awal ini berfungsi sebagai  latar belakang penelian.

 

Ciri pokok kedua yang membedakan artikel hasil penelitian dengan laporan penelitian teknis resmi adalah sistematika penulisan yang di gunakan. Laporan penelitian terdiri atas bab dan subbab, sedangkan artikel dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian. Bagian dan subbagian tersebut dapat diberi judul atau tanpa judul. Dalam laporan penelitian teknis resmi, kajian pustaka lazimnya disajikan di bagian kedua (Bab II), yakni setelah bagian yang membahas masalah, pentingnya penelitian, hipotesis (jika ada), dan tujuan penelitian. Dalam bagian artikel hasil penelitian, kajian pustaka merupakan bagian awal dari artikel (tanpa judul subbagian kajian pustaka) yang berfungsi sebagai bagian penting dari latar belakang. Kajian pustaka yang sekaligus berfungsi sebagai pembahasan latar belakang masalah penelitian ditutup dengan rumusan tujuan penelitian. Setelah itu, berturut-turut disajikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian, hasil dan temuan penelitian, pembahasan hasil, kesimpulan, dan saran.

 

Ciri pokok ketiga adalah prosedur penulisan atrikel hasil penelitian. Ada tiga kemungkinan prosedur penulisan artikel hasil penelitian. Pertama, artikel hasil penelitian ditulis sebelum laporan penelitian teknis resmi secara lengkap dibuat. Tujuannya untuk menjaring masukan-masukan dari pihak pembaca (masyarakat akademis) sebelum penelitian menyelesaikan tulisan lengkapnya dalam bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan yang diperoleh dari pihak pembaca diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas hasil-hasil/temuan penelitiannya. Kedua, artikel hasil penelitian untuk jurnal ditulis setelah laporan penelitian teknis resmi selesai disusun. Prosedur yang kedua ini berlaku karena pada umumnya menulis laporan penelitian teknis resmi merupakan kewajiban, sedangkan penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran. Alternatif ketiga, artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal merupakan satu-satunya tulisan yang dibuat oleh peneliti. Alternatif ketiga ini lazim dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri. Bagi penelitian swadana, artikel hasil penelian dalam jurnal merupakan forum komunikasi yang paling efektif dan efisien. 

 

b.        Isi dan Sistematika

Penulisan artikel menggunakan sistematika tanpa angka ataupun abjad. Berikut ini disajikan uraian tentang isi artikel hasil penelitian secara umum yang berlaku untuk hasil penelitian kuantitatif ataupun kualitatif.

c.         Judul

  Judul artikel hendaknya informatif, lengkap tidak terlalu panjang atau terlalu pendek, yaitu antara 5-14 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti.

d.        Nama Penulis

Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademis atau gelar lain apapun. Menyertai nama penulis adalah alamat korespondensi penulis, nama lembaga tempat kerja penulis/peneliti, dan alamat lembaga tersebut.

e.         Sponsor

Nama sponsor penelitian ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama, atau sebagai catatan akhir di bagian akhir artikel.

f.         Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk diskripsi tentang subyek yang diteliti), dan ringkasan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga kesimpulan dan implikasi). Tekanan diberikan pada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan saran tidak disajikan. Abstrak hendaknya ditulis dalam bahasa inggris yang baik susunannya. Terjemahan judul artikel berbahasa Indonesia dimuat pada baris pertama abstrak berbahasa inggris. Panjang abstrak 50-75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).

Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci sekitar 3-5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.

g.     Pendahuluan

Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak. Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan: (1) latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).

Sebagai kajian pustaka, bagian ini harus disertai rujukan yang dapat dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas boleh landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif, di bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan konsep penelitian.

h.     Metode

Pada dasarnya bagian ini menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa subbagian, atau dipilah-pilah menjadi beberapa subbagian. Hanya hal-hal yang pokok saja yang disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.

Materi pokok bagian ini adalah bagaimana data dikumpulkan, siapa sumber data, dan bagaimana data dianalisis. Apabila uraian ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi keterangan tentang populasi dan sampel (atau subjek), instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimental), dan teknik analisis data.

Dalam penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulisi spesifikasi alat dan bahannya. Spesifikasi alat menggambarkan tingkat kecanggihan alat yang digunakan, sedangkan spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat berbeda dari penelitian perdana apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda.

Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan perian (deskripsi) mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian dan informan beserta cara-cara menggali data penelitian, lokasi penelitian. Selain itu juga diberikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.

i.      Hasil

Bagian hasil adalah bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu biasanya merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil-hasil analisa data, yang dilaporkan adalah hasil bersih. Proses analisa data (seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesispun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik. Yang dilaporkan adalah hasil analisis dan hasil pengujian hipotesis.

Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik. Tabel ataupun grafik harus diberi komentar atau dibahas. Pembahasan tidak harus dilakukan pertabel atau grafik. Tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.

Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian dapat dilakukan dengan memilah-milah menjadi subbagian-subbagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Apabila bagian ini pendek, atau apabila kedua bagian itu tidak mungkin dipisah, bagian hasil dapat digabung dengan bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian.

 

j.      Pembahasan

Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan pembahasan adalah (a) menjawab masalah penelitin atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu tercapai. (b) menafsirkan temuan-temuan, (c) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan, dan (d) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.

Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil-hasil penelitian secara eksplisit. Misalnya, dinyatakan bahwa penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan kognitif anak sampai umur lima tahun, maka dalam bagian pembahasan haruslah diuraikan pertumbuhan kognitif  anak itu sesuai dengan hasil penelitian.

Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Misalnya, ditemukan bahwa terdapat korelasi antara kematangan berpikir dengan lingkungan anak. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa lingkungan dapat memberikan masukan untuk mematangkan proses kognitif anak. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar anak, termasuk sekolah sebagai tempat belajar.

Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya, atau dengan teori yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Pembandingan harus disertai rujukan.

Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama dapat dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan sebagian dari teori haruslah disertai dengan modifikasi teori, dan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.

Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.

 

 

k.     Kesimpulan dan saran

Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang sajikan pada bagian hasil dan pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok-pokok pikiran yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerikal.

Saran disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran-saran bisa mengacu kepada tindakan praktis, atau pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan. Bagian saran dapat berdiri sendiri. Bagian kesimpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.

l.      Daftar Rujukan

Daftar rujukan harus lengkap  dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan.

 

*) disalin/diadaptasi dari: Dr. Ilham Dwi Rahardjo. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas, Tugas akhir, Laporan Penelitian. Surabaya: LPMP Jawa Timur.

 

 

 

 

 

F.       DAFTAR PUSTAKA

Kesuma, D. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI Press.

 

Fathul Wahid. Plagiarisme. http://menjadidosen.wordpress.com/8-indahnya-menulis/8-3-       plagiarisme/

 

Janianto Damanik. (2010).  Epidemi Plagiarisme.      http://edukasi.kompas.com/read/2010/02/19/11373972/Epidemi.Plagiarisme.

 

 

0 comments