Sangatta – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kutai Timur masa khidmad 2016-2021, dan pimpinan cabang Fatayat NU Kutai Timur masa khitmad 2017-2022 dilantik oleh Ketua PWNU Kalimantan timur KH. M. Rasyid di gedung serbaguna bukit perkantoran Bukit Pelangi Sangatta, Minggu (19/2/2017).
Kegiatan yang dihadiri Bupati Kutai Timur Ir. H. Ismunandar, MT, Wakil Ketua DPRD Hj. Encek Ur. Firgasih, SH, Ketua Adat Besar Kutai Timur Sayid Abdal Nanang Al Hasani, Kapolres Kutai Timur AKBP Rino Eko, S.Ik., Ketua Pengadilan Agama, Sinwani, SH., MH yang juga Muhtasyar NU, dan Ketua MUI Kutai Timur KH Muhammad Adam juga Muhtasyar NU ini menambah semarak acara pelantikan.
Orang nomor satu di Kutai Timur itu tampak sangat antusias menghadiri hingga acara berakhir, bahkan sampai sesi foto-foto bupati masih mempersilakan bila ada masyarakat yang ingin berfoto bersama bupati. Bahkan bupati pada kegiatan tersebut menggunakan jas hijau kebesaran NU dengan simbol bumi dan bintang sembilan.
Romantika bupati Kutai Timur barangkali tidak bisa dilupakan, mengingat beliau pernah menjabat menjadi orang nomor satu di organisasi keagamaan berbasis tradisional NU ini, ketika menjadi Rais syuriah Kutai Timur rumah masa khidmad 2006-2011, dan dilanjutkan menjadi ketua tanfidziyah PCNU masa khidmat 2011-2016.
Dalam sambutannya Bupati pada acara pelantikan pengurus cabang Nahdlatul Ulama Kutai Timur pentingnya mentradisikan kegiatan-kegiatan keagamaan yang selama ini dilakukan oleh NU.
“Pengurus NU yang dilantik sekarang hendaklah senantiasa mentradisikan dan merutinkan kegiatan-kegiatan yang selama ini ada, dan sudah dilakukan oleh warga nahdliyin” ujar bupati Ismu.
Disamping memberikan pesan khusus kepada pengurus cabang Nahdlatul Ulama Kutai Timur yang dilantik, bupati juga memberikan pesan khusus kepada pimpinan cabang Fatayat NU yang dilantik untuk menyangkal disajikan program program kerja fatayat dengan program kerja PCNU.
“NU adalah Bapaknya, sementara fatayat adalah anaknya. Bila orangtua menjalankan program ke hulu, maka hendaknya fatayat mengikuti kegiatan itu ke hulu. Jangan sampai bapaknya ada di hulu, sementara anaknya ada di hilir” pungkas Bupati, yang juga mantan ketua pengurus cabang Nahdlatul Ulama Kutai Timur.
0 comments