Klegen, Cegukan, dan Lahir Sungsang

Klegen, Cegukan, dan Lahir Sungsang
Penulis: Sismanto
Email: sirilwafa@ gmail.com

Kebiasaan masyarakat di kampungan saya yang mereka yakini ada kebiasaan yang cukup menarik, manakala ada anak lahir sungsang maka dia akan diminta untuk mengobati beberapa penyakit/sakit ringan. Sebut saja “klegen” dan “cegukan”.
Klegen itu biasanya terjadi pada seseorang yang sedang makan dengan menggunakan lauk pauk ikan yang ada tulangnya, kemudian tulang ikan yang kecil itu nyangkut di tenggorakan sehingga ada sesuatu yang nyengkal di tenggorakan. Orang yang terkena klegen ini biasanya agak merasa tidak enak tenggorakannya dan terkadang dengan cara memasukkan jari jemari tangan ke mulut sampai ke pangkal mulut supaya memuntahkahkan tulang ikan itu keluar, namun kegiatan ini tidak seratus persen lancar. Meskipun sudah memuntahkannya tetap saja terjadi “klegen”.

Sementara “cegukan” itu bila seseorang sedang makan tanpa menggunakan kuah, misal makan makanan tanpa menggunakan kuah seperti: makan lalapan atau makan nasi dengan menggunakan sambal, praktis tidak ada kuahnya. Maka, kita akan merasa seperti susah bernapas dan tersengal-sengal. Inilah yang disebut dengan segukan.

Salah satu yang kemudian menjadi fenomenal adalah hal ini terjadi pada adik saya sendiri yang ketiga, dia lahir secara sungsang. Calon pasien akan menuju ke arahnya dengan membawa air putih untuk kemudian tangan Mahmudi dicelupkan ke dalam air yang ada dalam gelas tersebut. Saya mengamatinya sampai beberapa tahun kejadian itu. Proses penyembuhan seperti ini termasuk mitos atau ada benarnya. Wallahu ‘Alam.
Setelah beberapa tahun saya menjadi santri di sebuah pondok pesantren tidak ternama di Kudus, namun diasuh oleh seorang kiai yang sungguh luar biasa saya pun memberi penjelasan kepada adik, manakala mencelupkan tangan di air pada gelas yang diminta oleh seorang pasien seminimal mungkin membaca “Basmallah”. Harapannya, prosesi ini dapat dijadikan sebagai obat penawar atas penyakit yang diderita oleh si pasien. Bukankah dalam alqur’an sudah disebutkan bahwa Alqu’an diturunkan ke bumi sebagai obat atas segala penyakit. “Wa nunazilu minal qur’ani maa huwa syifaaun warrahmatul lil mu’minin” “dan Kami turunkan dari alqur’an sebagai obat dan rahmat bagi orang-orang mukmin” Berawal dari dasar itulah saya memberikan penjelasan kepada adik.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan psikologisnya ia mulai jarang didatangi oleh pasien, entahlah saya tidak tahu!! Bisa jadi mitos lahir sungsangnya telah berakhir, atau telah hilang sejalan dengan berjalannya waktu atau masyarakat sudah cerdas membedakan mana klegen, cegukan, dan harus ke mana.

Pati, 6 Desember 2008
“Jadilah guru diri sendiri, sebelum menjadi guru orang lain”
http://mkpd.wordpress.com

0 comments